Wednesday, February 19, 2020

Merindu Tepian

Perahu kertas yang mengarungi lautan, diiringi dahsyatnya gemuruh ombak, mustahil untuk menepi ke dermaga.
Menggapai sebuah asa nun jauh di sana, merengkuh hidup yang begitu samar dan rentan akan jarak.
Meraup sepenggal nafas yang dibutuhkan untuk menyambung hidup, cukupkah sampai di situ? Belum.
Badai yang kerap datang menghempas dirimu, hai perahu kertas.

Batu-batu karang tajam dan ganas menghantam pertahananmu, petir yang datang hanya untuk mentertawai si perahu malang.
Luas lautan tampak tek bertepi, tak terlihat bayang nyata, setiap sudut sarat akan awan pekat.
Entah berapa lama sudah.. hari, minggu, bulan dan tahun kerap kali terlewati.
Tak satu pun mendorongmu untuk melaju ke tepi asa, tak ada apa pun yang bersedia membantumu merengkuh makna hidup di sana.
Hanya dirimu seorang diri, sang perahu kertas yang kerap dipandang kecil, rapuh dan tak berarti.




Tapi mereka salah, si perahu kertas punya beribu kekuatan untuk meraih asanya, dia punya mimpi yang ingin diraih demi merengkuh nafas hidupnya.
Mereka lupa, di balik sosok yang melintasi laut, tersimpan tekad seluas alam.

Sang perahu kertas tidak sendirian, ada sebuah daya dan kekuatan hebat yang dapat menembus semua badai di depan, ada teman yang tidak pernah berpaling meninggalkannya.
Dia adalah kekuatan yang tak pernah habis, Dia juga sinar yang tak pernah padam, terus bersamanya hingga tepian itu mulai tampak, semakin jelas dan nyata.

Diujung lelah tak bertepi, di bibir lembah dalam tak berdasar, kenyataan yang terus ingin dilalui mesku dengan gontai, bergerak oleng dan nyaris karam terendam derasnya air yang setiap saat siap melumat.
Dia membawa si perahu kertas ke tepian, Dia menyuguhkan asa yang menjadi nyata.

Perjalanan memang belum usai, tidak pernah usai hingga usia menutup langkahnya.
Namun apa yang telah diarungi, kini telah nampak.
Tepian itu nyata terlihat. Semakin lama semakin jelas keindahan itu di mata hati.
Tak akan pernah habis gumam hati dan bibir untuk rasa syukur padaMu.
Aku mampu.. karena Engkau.

Wednesday, February 12, 2020

A Better Version of You






Semua yang hidup dan bertumbuh di dunia ini bisa berubah, tidak terkecuali manusia.
Perubahan tidak hanya terjadi pada fisik, tetapi juga hati dan karakter.
Beberapa teman tak percaya bahwa seseorang bisa berubah.
"Kalau orang sudah bawaannya tidak baik, ya akan tetap tidak baik", begitu kata mereka.
Aku tidak setuju.

Untukku, hidup adalah sebuah pilihan, sebuah keputusan.
Perubahan terjadi karena banyak faktor: hidup yang menempanya, lingkungan yang membentuknya, kejadian yang dialaminya bertahun-tahun, ataupun perubahan yang terjadi dalam keluarga.
Tapi di balik semua itu, keputusan kitalah yang menentukan.
Anak yang terlahir dari keluarga yang tidak baik, bukan jaminan akan tidak baik, semua kembali pada sebuah pilihan.

Jangan kau "kambing hitamkan" hidup atas ketidak baikanmu. Jangan kau salahkan orang lain atas ketidak bahagiannmu.
Karena tidak ada satu orang pun atau apa pun yang bisa merubahmu menjadi baik, kecuali dirimu sendiri.
Tidak ada satu orang pun yang bisa membahagiakanmu kecuali kau yang menciptakan bahagia itu untukmu.

Satu quote yang aku suka dari film Kungfu Panda: "Your story may not have a happy beginning, but that doesn't make you who you are. It's the rest of your story, who you choose to be."
Bisakah manusia berubah menjadi versi yang lebih baik? Bisa, jika dia memilih untuk menjadi lebih baik.

Let's be a better version of you.



Ketidak Sempurnaan

  Menulis adalah mencintai ketidaksempurnaan. Siapa bilang kepercayaandiri hanya milik para orang tua yang sarat asam garam kehidupan? Sia...